HARIANJAYAKARTA.COM– Bank Indonesia menilai laju inflasi tahun 2023 sebesar 2,61 persen terjaga di sasaran target 3,0±1%.
Angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi tahun 2022 yang tercatat sebesar 5,51 persen.
Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan pers BI, Rabu (3/1/2024).
“Terjaganya inflasi di kisaran sasarannya merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter dan sinergi pengendalian inflasi antar pemangku kepentingan.”
Baca Juga:
Termasuk Dapat Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh, Berikut Ini 5 Manfaat Buah Naga bagi Kesehatan
Polisi Ungkap Hasil Tes Urine, Usai Periksa Remaja Pelaku Pembunuhan Ayah dan Neneknya di Jaksel
“Yaitu BI, Pemerintah Pusat dan Daerah, Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” kata Erwin Haryono.
Baca artikel lainnya di sini : Ekonomi 2024, Dinamika Global Masih Volatile Akibat Konflik Geopolitik, dan Lesunya Ekonomi Tiongkok
Dengan perkembangan tersebut, BI optimis inflasi tahun 2024 akan tetap terkendali.
BI menetapkan inflasi tahun depan di kisaran sasaran 2,5±1%.
Baca Juga:
Kemendagri Diminta Atensi Persoalan di Papua
Santuni Puluhan Anak Yatim, Warga Sebut Jupiter Selalu Ingat Kepada Masyarakat
Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Jupiter Gelar Program Jumat Berkah di Jelambar
Dalam laporan Badan Pusat Statistik Selasa kemarin, inflasi bulanan Desember sebesar 0,41 persen, tertinggi sepanjang tahun 2023.
Lihat juga konten video, di sini: Beredar Kabar Gempabumi Susulan yang Lebih Besar, Berikut Penjelasan BPBD Kabupaten Sumedang
Namun inflasi tahunan sebesar 2,61 persen, terendah selama 20 tahun terakhir.
“Inflasi 2023 rendah karena komponen inflasi inti dan komponen harga diatur pemerintah dalam trend yang menurun.”
Baca Juga:
Pilkada DKI Jakarta, Pasangan Pramono Anung – Rano Karno Sementara Unggul di Versi Quick Count
Tak Harus Ikuti Politik Kepentingan, Anies Baswedan Ajak Masyarakat Coblos dengan Hati Nurni
“Hanya komponen inflasi harga bergejolak yang masih berfluktuasi disebabkan faktor eksternal terutama dampak cuaca atau El Nino,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam keterangannya Selasa kemarin.
Inflasi harga bergejolak (volatile food) secara bulanan menurun dari 1,72 persen di bulan November, menjadi 1,42 persen di bulan Desember 2023.
Penurunan inflasi ditopang oleh ketersediaan pasokan yang memadai di sentra-sentra produksi pangan.
Inflasi inti pada Desember 2023 tercatat 0,14 persen, disumbang oleh komoditas emas perhiasan, gula papsir dan rekreasi.
Sedangkan inflasi harga diatur pemerintah sebesar 0,39 persen, secara bulanan meningkat dari 0,08 persen di bulan November 2023.
Kenaikan inflasi bulanan untuk harga diatur pemerintah karena faktor musiman berupa kenaikan tarif angkutan udara selama periode Nataru.
Selain itu, karena dampak kenaikan harga aneka rokok akibat kenaikan tarif cukai tembakau.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengapresiasi kerjasama yang baik antara BI dan Pemerintah dalam pengendalian inflasi.
Kerjasama itu perlu dijaga untuk mengantisipasi laju inflasi di tahun 2024.
“Pemerintah, Bank Indonesia, dan Tim pengendali inflasi berhasil mengelola banyak sekali komoditas dalam Indeks Harga Konsumen (IHK).
Sehingga trend inflasinya menurun, dan ini akan terus kita jaga dengan kordinasi yang baik di tahun 2024,” ucap Febrio.***